Sabtu, 16 Februari 2019

karakteristik film indonesia, amerika, dan korea selatan

hai guyss..
kali ini saya akan mengulas tentang karakteristik film indonesia, amerika, dan korea selatan (tepatnya drama korea). jika dilihat dari jenis film nya, kebanyakan film indonesia bergenre horor, romance, dan petualangan ( sebagian kecil ). film amerika bergenre fiksi, petualangan, thriller, crime, horor sangat sedikit, dan fantasi. sedangkan drama korea mengangkat fiksi, romance, dan sebagian horor, dan crime.
kalau menurut sudut pandang penonton, menurut saya film mengangkat langsung budaya yang ada di setiap negara, dengan keadaan sosial ekonominya. jadi keadaan suatu negara dapat dilihat dari film-film yang di produksi. tentu saja film yang dibuat tidak berbeda jauh dengan keadaan nyata yang terjadi di negara tersebut. karena film menggambarkan ( mencerminkan) keseharian masyarakatnya.
  • jika film atau sinetron indonesia, dibuat dengan tema cinta maka rinciannya, cinta segitiga, cinta tak direstui dan cinta bertepuk sebelah tangan. seringkali ada film yang menceritakan 'rebutan' harta warisan, atau berebut harta kekayaan. terkadang ada sinetron tentang manusia superhero ala indonesia, yang punya kekuatan super. ada pula kisah menantu yang tidak disukai mertua, dijahati tetangga dan lain sebagainya.
  • film amerika lebih condong ke fiksi, semacam gambaran bumi di masa depan, petualangan ke angkasa, ke duania lain semacem permainan gitu, atau bisa juga tetang suatu teknologi yang belum pernah terpikirkan oleh manusia sebelumnya. bisa juga tentang sejarah yang kemudian diadaptasi ke fiksi. perang antara manusia dan zombie dan sejenisnya.
  • drama korea lebih menggambarkan tentang kehidupan si kaya dan si miskin yang saling jatuh cinta, tapi dilarang oleh kedua belah pihak. atau bertemakan kriminal dan ujung-ujungnya adalah balas dendam. tingkat kematian di korea tinggi karena banyak orang yang bunuh diri, lebih memilih mengakhiri hidup daripada mati di tangan musuh ( mungkin rada tengsin). pembunuhan dilakukan atas dasar tidak terima di masa lalu dan menyimpan dendam dan dibalaskan di masa depan. tapi kalau genre romance korea selatan emang bikin baper. bisa-bisa bikin demem drakor. kalo yang nbaru pertama-tama nonton drakor mesti tertarik buat nonton lanjuatan episodenya. sekali drama selesai ketagihan buat nonton yang lain lagi.
okey.. itu dari pendapat pribadiku guys, kalo ada pendapat dan masukan dari tulisan ku mohon tinggalkan komentar yang membangun di bawah yaa :)

Sabtu, 21 Juli 2018

sejarah pendidikan Islam pesantren dan madrasah di nusantara


MAKALAH
PESANTREN DAN MADRASAH DI NUSANTARA
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Supriyanto S.Ag., M.C.AA



Disusun Oleh:
Tria Rejeki Sholikhah  17422044
Kelas : D




PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
2018

KATA PENGANTAR

Segala  puji  hanya  milik  Allah SWT,  Shalawat  dan  salam  selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW.  Berkat  limpahan  dan rahmat-Nya penyusun  mampu  menyelesaikan  tugas  makalah pesantren dan Madrasah di Nusantara ini guna memenuhi tugas  mata kuliah Sejarah  Pendidikan Islam
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, kawan, serta sumber buku dan jurnal yang relevan sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai bagaiman sejarah perkembangan pesantren dan madrasah yang ada di Indonesia. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa/i Universitas Islam Indonesia, Pendidikan Agama Islam.
 Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu  kepada  dosen  pembimbing  kami  mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna  perbaikan maupun menambah isi dari makalah ini .

Yogyakarta, 21 Juli 2018


Penyusun






                                                                                                    Halaman                                                                
KATA PENGANTAR................................................................................... 2         
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A.    Latar Belakang................................................................................... 4
B.     Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C.     Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 5
A.    Asal Mula Pesantrean......................................................................... 5
B.     Asal Mula  Madrasah......................................................................... 6
C.     Perkembangan Pesantren dan Madrasah di Nusantara...................... 7
BAB III PENUTUP........................................................................................ 11
Kesimpulan ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12







BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Ketika islam mulai meluas ke daerah kawasan luar jazirah Arabia, menuju Asia Selatan, Tenggara dan Timur, saling bertemu dengan aliran pemikiran yang bukan berasal dari islam, maka kemudian pemahaman islam mulai berkembang pesat dan menyesuaikan dengan tempat dimana islam itu berada. Polarisasi ini kemudian menyebabkan islam “berbenturan” dengan beberapa aspek budaya, sosial, politik, sejarah, dan bahasa dari masing-masing daerahnya. Sehingga menciptakan banyaknya pola pikir dan pemahaman islam yang beragam.
Pengaruh globalisasi terhadap islam tidak bisa dielakkan. Yang menarik dari era globalisasi ini ialah bahwa negara-negara maju bersama-sama mempertahankan eksistensi mereka sedangkan islam terpecah belah kedalam golongan-golongan tertentu dan merenggangkan tali persaudaraan. Islam di indonesia banyak diwarnai dengan kehidupan politik dan penjajahan Belanda. Sehingga penyebarannya mengalami banyak hambatan. Seiring dengan berjalannya waktu semakin banyak para ulama yang datang ke Indonesia dan meyebarkan agama Islam, kemudian muncullah kelompok diskusi agama, orang – orang yang gemar belajar agama berkumpul di suatu tempat bersama dengan sang guru. Dalam perkembangan seanjutnya, berdirilah lembaga islam yang fokus berorientasi pada pendidikan. Sehingga didirikalah madrasah dan pesantren utnuk mengembangkan potensi keilmuan masyarakat muslim di kala itu. Pembaharuan di bidang pendidikan ini lebih bersifat kelembagaan daripada hakekeat islam itu sendiri. Sehingga sarana pendidikan lebih terstruktur.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang melandasi berdirinya pesantren dan madrasah di Indonesia?
2.      Bagaimana perkembangan pesantren dan madrasah di Indonesia ?

C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui latar belakang berdirinya pesantren dan madrasah di Indonesia.
2.      Menambah wawasan tentang perekmbangan pesantren dan madrasah yang ada di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Asal Mula Pesantren

Pada awal mulanya, di nusantara terdapat tokoh yang disebut sebagai kyai. Kyai ini biasanya memiliki pengaruh tersendiri bagi masyarakatnya. Di masa pra-muslim terdaoat desa-desa yang memegang ketentuan tertentu sebagai ajarannya secara ketat, namun setelah datangnya kyai kemudian desa tersebut  menjadi kampung-kampung islam yang juga memegang ketat ajaran dari kyai mereka.
Kemudian ada pula kyai yang hidup di luar kalangan masyarakat dengan bersama murid-muridnya yang biasa disebut dengan santri. Mereka berusaha dengan gigih untuk mengembangkan hasil-hasil sawah ladang mereka, sebagai sumber mata pencaharian dan alat untuk bertahan hidup. Jika seorang kyai memancarkan aroma kesucian, maka orang – orang lain akan mengunjungi pemukiman mereka untuk menerima pengajaran. Dengan cara inilah lambat laun sekolah-sekolah agama terwujud. Sampai saat ini  sekolah-sekolah agama tersebut kita kenal sebagai pesantren yang berasal dari kata santri, yang merupakan pengikut kyai. Santri yang belum menikah tinggal di gubuk-gubuk kecil yang lantainya ditinggikan dari tanah. 
Adanya pesantren diawali dari penyebaran islam di Jawa yang didominasi oleh Tokoh Agama yang terkemuka yaitu Wali Songo. Namun ada banyak versi yang menceritakan berdirinya pesantren dan madrasah di Indonesia. Ada yang berpendapat bahwa ajaran yang ada di pesantren adalah bentuk implementasi dari ajaran Hindu di India, yaitu dengan konsep ashram-ashram ( asrama ) yang ada di India[1]. Pendapat tersebut tidak selamanya benar, karena banyak pihak yang menentang hal itu. Pesantren lebih erat kaitannya dengan tarekat atau sufi, pendapat ini berdasarkan fakata bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih banyak di kenal dalam bentuk kegiatan tarekat. Hal ini bisa dilihat dengan adanya kelompok-kelompok oranisasi tarekat yang mengamalkan dzikir dan wirid tertentu. Sedangkan pemimpin tarekat itu sendiri adalah kyai yang mengajarkan untuk beribadah dan dzikir-dzikir dalam bacaan tertentu. Selain itu pengajaran tentang kitab-kitab juga berbagai cabang ilmu pengetahuan agama islam yang dikuasai oleh sang kyai. Aktiviatas yang dilakuakn oleh pengikut tarekat ini yang selanjutnya disebut dengan pengajian. Setelah tumbuh dan berkembang maka kemudian disebut sebagai pesantren[2]. Dari berbagai versi cerita sasal usul pesantren ini, dapat diambil pokok inti awal mula pesantren dengan ciri adanya kyai, santri, masjid, dan asrama. 

B.     Asal Mula Madrasah
Kata madrasah berasal dari kata .... yang merujuk pada arti kata tempat belajar, atau dalam bahsa Indonesia disebuut dengan sekolah. Secara umum tempat belajar umat muslim tidak merujuk pada suatu tempat tertentu. Belajar bisa dilakukan dimana saja, rumah, masjid, surau, atau di tenpat lainnya sesuai dengna kondisi. Dalam perkembangan selajutnya, konteks kata madrasah dipersempit yang kemudian lebih kita kenal dan kita maknai sebagai gedung atau bangunan tertentu yang dilengkapi fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan untuk menunjang proses belajar ilmu agama dan ilmu umum.
Madrasah sendiri bukanlah lembaga pendidikan Islam asli Indonesia, tetapi berasal dari dunia Islam di Timur Tengah yang berkembang sekitar abad 10-11M[3]. Madrasah yang berkembang di Indonesia ini merupakan bukti bahwa pendidikan di Indonesia memiliki kemajuan yang cukup pesat dengan bertransformasi menjadi lebih modern.   Dikatakan sebagai modern karena telah mengggunakan sistem yang terstruktur, ada kurikulum, fasilitas yang memadai, sehingga berbeda dengan corak pesabtren di zaman dahulu yang masih klasik, belajar dengan waktu yang tidak teratur, juga tidak adanya batasan usia. Madrasah juga berbeda dengan pendidikan yang didirikan oleh Belanda yang lebih bersifat sekuler.
Kemudian madrasah ini semakin berkembang dengan adanya gerakan baru dari intelek agama  Islam yang ada di Indonesia, yang mana mereka  mengembangkan organisasi-organisasi islam di wilayah nuantara diantaranya Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.kemudian dari masing -masinya terinternalisasi dengan  pendidikan Islam, yang kemudian pada akhurnya mereka  berlomba-lomba untuk mendirikan madrasah di berbagai wilayah nusantara.

C.    Perkembangan Pesantren dan Madrasah di Nusantara

Pengembangan dan penyebaran Islam di Jawa dimulai oleh Wali Songo, sehingga kemudian model pesantren di pulai jawa mulai berdiri dan berkembang secara pesat di zaman wali songo. Karena itu banyak pula yang menganggap bahwa pesantren pertma kali didirikan oleh Maulana Malik Ibrahim ( Syekh maulan maghribi). Adapun tokoh yang dianggap berhasil mendirikan dan mengembangkan pesntren di jawa adalah Raden Rahmat ( Sunan Ampel ). Beliau mendirikan pesntren di Kembang Kuning, kemudian berpindah ke Ampel Denta ( Surabaya ). Misi keagmaan dan pendidikan dari sunan Ampel inilah yang sukses sehingga beliau dikenal oleh masyarakat Majapahit. Kemudian muncullah pesntren-pesntren yang didirikan oleh santri beliau, maupun putra beliau diantaranya pesantren Giri oleh Sunan Giri, pesantren demak oleh Raden Fatah, dan pesantren Tuban oleh sunan Bonang[4].  
Kedudukan pesntren di masa itu belum sebesar sekarang. Pada masa awal pesantren hanya berfungsi sengai alat islamisasi sekaligus memadukan tiga unsur yaitu pendidikan, ibadah dan menyebarkan ilmu amal dengan mwujudkan kegiatan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran di pesantren di masa itu sebenarnya belum sistematis, karena baru terdiri dari membaca, menulis, dan mnghafal Al-Qur’an, teks-teks teologi dan hukum, do’a-do’a, serta berzanji. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan pendidikan pesantren di masa sekarang yang sudah dikembangkan lebih lanjut disertai dengan ilmu pengetahuan umum.
Pada zaman penjajahan Belanda, ada dua pendapat untuk memeberikan pendidikan di Indonesia, yaitu yang pertama adalah pendidikan yang bercora tradisional seperti halnya pesantren, atau pendidikan degan metode seperti yang di terapkan di Barat. Namun pemerintah Belanda agaknya merasa tersaingi sekolahnya dengan adanya pesantren di wilayah Nusantara. Hal itu dapat dilihat dari segi ideologis, dan cita-cita pendidikan kemudian banyak terjadi perlawanan politis bahkan ada pula secara fisik. Hal itu kemudian memicu Belanda untuk mengawasi adanya pendidikan di pesantren. Bahkan sampai guru yang ingin mengajar di pesantren harus mendapatkan izin dari pemerintah Belanda.
Perbedaan pesantren dengan madrasah atau lembaga pendidikan pada umumnya, bahwa pesantren memeiliki asrama atau pondok sebagai tepat tinggal santrinya. Sedangkan madrasah hanyalah nama dari bangunannya saja yang bisa digunakan untuk sekolah formal, tanpa adanya fasiitas penginapan bagi siswanya. Dilihat dari segi keefektifan proses belajar mengajar di pesantren yang selama 24 jam berisikan ilmu-ilmu khusus yang tidak bisa di dapatkan di sekolah biasa, kemudian menginspirasi beberapa lembaga pendidikan yang kemudian mengadopsi ciri asrama pesantren dan membangun tempat tinggal untuk siswa seperti halnya boarding school dan madrasah yang sudah memiliki asrama.    
Berikut beberapa madrasah dan Pondok Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam di masa sebelum kemrdekaan[5] :
1.      Madrasah Adabiyah di Padang Sumatera Barat didirikan oleh Syeikh Abdullah Ahmad tahun 1909 M.
2.      Madras School di Batu Sangkar Suamtera Barat didirikan oleh M. Thaib Umar tahun 1910 M
3.      Madrasah Juharain di Jambi oleh H. Abd. Majid tahun 1922 M
4.      Pesantren dan Madrasah Nurul Iman di Jambi didirikan oleh H. Abd. Shomad
5.      Madrasah Sa’adah Adabiyah didirikan oleh Tengku Muahammad Daud Beureuh tahun 1930 M.
6.      Pesantren dan madrasah Mustawafiyah di Purabaru didirikan oleh Syekh Mustafa Husain tahun 1913 M.
7.      Madrasah Al-Qur’aniyah di Palembang didirikan oleh K.H. Moch Yunus tahun 1920 M.
8.      Madrasah Salafiyah di Jombang didirikan oleh K.H. Ilyas tahun 1919 M.
9.      Madrasah Aliyah Sanawiyah Muawanatul Muslimin di Kudus didirikan olehSyarikat Islam tahun 1915 M.
10.  Muallimin, Muallimat, Kweek School di Yogyakarta didirikan oleh organisasi Muhammadiyah tahun 1912 M.
11.  Madrasah Mambaul Ulum di Solo didirikan oleh R. Hadipati Sosrodiningrat dan R. Panghulu Tafsirul Anam tahun 1905 M. yang dibiayai oleh Kraton Surakarta
12.  Madrasah Al-Khairiyah di Banten didirikan oleh Al-Jam’iyah Al-Khairiyah tahun 1925 M.
13.  Madrasah Al-Irsyad di Jakarta didirikan oleh Jam’iyah Al-Irsyad tahun 1913 M.
14.  Madraah Wajo Tarbiyah di Sengkang, Sulawesi didirikan oleh Syeikh H. M As’ad Bugis tahun 1931 M.
15.  Madrasah Nahdatul Wathan di Lombok Timur didirikan oleh K.H. Zainuddin Pancor tahun 1936 M.
16.  Madrasah Normal Islam di Amuntai, Kalimantan Selatan didirikan oleh H. Abd. Rasyid tahun 1928 M.
17.  Pondok Pesntren dan madrasah Tebu Ireng di Jombang didirikan oleh K.H. Hasyim As’ari tahun 1899 M.
18.  Pondok Pesntren Tambak Beras di Jombang didirikan oleh K.H. Wahab Hasbullah tahun 1919 M.
19.  Pondok Pesantren Rejoso Peterongan di Jombang didirikan oleh K.H. Tamim tahun 1919 M.
20.  Pondok Modern Gontor di Ponorogo didirikan oleh K.H. Imam Zarkasyi tahun 1926 M.
21.  Pondok Pesantren Tawalib di Padang didirikan oleh Syekh Abd. Karim Amrullah tahun 1921 M.

Pada kenyataanya pesantren masih eksis hingga sekarang. Hal ini dibuktikan dnegan adanya masdrasah yang didukung oleh para ulama yang baru kembali dari Arab atau Makkah. Pada tahun 1930-an perkembangan pesntren sangat pesat, bahkan pesntren besar bisa memiliki satri hingga berjumlah 1500 orang. Pada masa perjuangan meuju kemerdekaan RI, pesantren beserta santrinya juga ikut aktif dalam berjuang melawan penjajah Belanda. Maka wajar jika negara mengakui bahwa pesantren adalah sumber dasar pendidikan keagamaan islam yang harus dilestarikan dan dikembangkan  di Indonesia.
Pada perkembangan selajutnya pesantren ini mengalami keadaan kritis. Karena terkesan pendidikan yang diajarkan nya bersifat tetap dan statis, bahkan islam di pesantren ini terkadang bercorak sufisme dan ritualistik ada juga yang megarah pada peodalisme. Selanjutnya beberapa pesantren berkembang seiring perkembangan zaman, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan sosial setempat. Berbagai inovasi telah dikembangkan oleh pemerintah maupun pihak pesantren itu sendiri. Banyak pula pesantren yang akhirnya membangun madrasah jadi  ajaran di dalamya adalah pesantren sedangkan bentuk lembaganya yaitu Madrasah. Dengan adanya keterampilan di pesantren maupun madrasah, diharapkan bisa menjadi bekal tambahan guna menyiapkan santri di kehidupan selanjutnya ketika nantinya terjun di masyarakat dalam rangka membangun generasi islam yang cerdas dan memakmurkan negara Indonesia.
























BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Adanya proses islamisasi di Indonesia tidak lepas dari pengaruh Kyai dan Santrinya yang berada di lingkungan Pondok pesatren. Yaitu lembaga pendidikan Islam yang berasal dari kelompok-kelompok belajar yang tadinya belum terstruktur, kemudian di rapih kan dan disusun sedemikian pula dengan konsep tertentu sehingga berdirilah lembaga Pesantren yang maju.
Perkembangan pesantren dan madrasah di Indonesia tidak luput dari pengaruh adanya penjajah kolonial Belanda yang menguasai Indonesia selama beratus tahun. Sehingga perkembangan pesantren dan madrasah di Indonesia cukup dibatasi oleh Belanda . Walaupun dihalangi pemerintah Belanda, namun tetap banyak pesantren yang  didirikan oleh tokoh-tokoh islam di bumi nusantara ini. Pembatasan pergerakan pesantren dan madrasah di Indonesia tidak berlangsung lama, karena beberapa tahun kemudian Indonesia merdeka, dan praktik pendidikan agama dapat dilaksanakan secara bebas, terbuka, dan aman.
Konsep pesantren yang berciri khas dengan adanya Kyai, santri, asrama ( tempat tinggal untuk santri ), dan masjid ini kemudian di adopsi oleh lembaga sekolah umum, yang kemudian menjadi Boarding School. Bahkan banyak pula di dirikan madrasah sebagai lembaga resmi pendidikan yang bersifat Islam. kemudian pada perkembangan selanjutnya banyak pula didirikan pondok pesantren dan madrasah, sebagai bentuk perwujudan dari pemenuhan kebutuhan masyarakat di era modern ini.









DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, K. B. 2004. Wajah Baru Islam Indonesia. Cet-1, Yogyakarta : UII Press
Azra Azyumardi ( penyunting ) . 1989. Perspektif Islam di Asia Tenggara. Jakarta : Yayasan Obor  Indonesia.  anggota IKAPI
Fadli Adi. Pesantren : Sejarah dan perkembangannya, dalam jurnal EL-HIKAM Jurnal Pendidikan dan Kajian Islam. Vol.V, No 1, Januari -Juni 2002
Supani S. Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia. dalam jurnal INSANIA. Vol. 14. No. 3, Sep-Des 2009
Zuharini dkk. 1992 Sejarah Pendidikan Islam.  Jakarta : Bumi Aksara. cet-2



[1] Azyumardi Azra ( penyunting ) , Perspektif Islam di Asia Tenggara, (Jakarta : Yayasan Obor Indonesia, 1989), anggota IKAPI
[2] Adi Fadli, Pesantren : Sejarah dan perkembangannya, dalam jurnal EL-HIKAM Jurnal Pendidikan dan Kajian Islam, Vol.V, No 1, Januari -Juni 2002, hlm. 33
[3] S Supani, Sejarah Perkembangan Madrasah di Indonesia, dalam jurnal INSANIA, Vol. 14. No. 3, Sep-Des, hlm. 6
[4]Ibid, hlm. 35
[5] Zuharini dkk Sejarah Pendidikan Islam,(  Jakarta : Bumi Aksara, 1992 ), cet-2, hlm. 193-196

karakteristik film indonesia, amerika, dan korea selatan

hai guyss.. kali ini saya akan mengulas tentang karakteristik film indonesia, amerika, dan korea selatan (tepatnya drama korea). jika dil...