MAKALAH
PESANTREN DAN MADRASAH DI NUSANTARA
Untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Supriyanto S.Ag., M.C.AA
Disusun Oleh:
Tria Rejeki Sholikhah 17422044
Kelas : D
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU AGAMA ISLAM
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji
hanya milik Allah SWT,
Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat
limpahan dan rahmat-Nya
penyusun mampu menyelesaikan
tugas makalah pesantren dan
Madrasah di Nusantara ini guna memenuhi tugas
mata kuliah Sejarah Pendidikan
Islam
Dalam
penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun
penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain
berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, kawan, serta sumber buku dan
jurnal yang relevan sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat
teratasi.
Makalah ini
disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu mengenai bagaiman sejarah
perkembangan pesantren dan madrasah yang ada di Indonesia. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada
pembaca khususnya para mahasiswa/i Universitas Islam Indonesia, Pendidikan
Agama Islam.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Untuk itu kepada
dosen pembimbing kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca guna perbaikan maupun menambah isi dari makalah ini
.
Yogyakarta, 21
Juli 2018
Penyusun
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 4
A.
Latar Belakang................................................................................... 4
B.
Rumusan Masalah.............................................................................. 4
C.
Tujuan Penulisan ............................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 5
A.
Asal Mula Pesantrean......................................................................... 5
B.
Asal Mula Madrasah......................................................................... 6
C.
Perkembangan Pesantren dan Madrasah di Nusantara...................... 7
BAB III PENUTUP........................................................................................ 11
Kesimpulan ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika islam
mulai meluas ke daerah kawasan luar jazirah Arabia, menuju Asia Selatan, Tenggara
dan Timur, saling bertemu dengan aliran pemikiran yang bukan berasal dari
islam, maka kemudian pemahaman islam mulai berkembang pesat dan menyesuaikan dengan
tempat dimana islam itu berada. Polarisasi ini kemudian menyebabkan islam
“berbenturan” dengan beberapa aspek budaya, sosial, politik, sejarah, dan
bahasa dari masing-masing daerahnya. Sehingga menciptakan banyaknya pola pikir
dan pemahaman islam yang beragam.
Pengaruh
globalisasi terhadap islam tidak bisa dielakkan. Yang menarik dari era
globalisasi ini ialah bahwa negara-negara maju bersama-sama mempertahankan
eksistensi mereka sedangkan islam terpecah belah kedalam golongan-golongan
tertentu dan merenggangkan tali persaudaraan. Islam di indonesia banyak
diwarnai dengan kehidupan politik dan penjajahan Belanda. Sehingga
penyebarannya mengalami banyak hambatan. Seiring dengan berjalannya waktu
semakin banyak para ulama yang datang ke Indonesia dan meyebarkan agama Islam,
kemudian muncullah kelompok diskusi agama, orang – orang yang gemar belajar
agama berkumpul di suatu tempat bersama dengan sang guru. Dalam perkembangan
seanjutnya, berdirilah lembaga islam yang fokus berorientasi pada pendidikan.
Sehingga didirikalah madrasah dan pesantren utnuk mengembangkan potensi
keilmuan masyarakat muslim di kala itu. Pembaharuan di bidang pendidikan ini
lebih bersifat kelembagaan daripada hakekeat islam itu sendiri. Sehingga sarana
pendidikan lebih terstruktur.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang melandasi berdirinya pesantren dan
madrasah di Indonesia?
2. Bagaimana perkembangan pesantren dan madrasah
di Indonesia ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui latar belakang berdirinya
pesantren dan madrasah di Indonesia.
2. Menambah wawasan tentang perekmbangan
pesantren dan madrasah yang ada di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asal Mula
Pesantren
Pada awal mulanya, di nusantara terdapat tokoh
yang disebut sebagai kyai. Kyai ini biasanya memiliki pengaruh tersendiri bagi
masyarakatnya. Di masa pra-muslim terdaoat desa-desa yang memegang ketentuan
tertentu sebagai ajarannya secara ketat, namun setelah datangnya kyai kemudian
desa tersebut menjadi kampung-kampung
islam yang juga memegang ketat ajaran dari kyai mereka.
Kemudian ada pula kyai yang hidup di luar
kalangan masyarakat dengan bersama murid-muridnya yang biasa disebut dengan
santri. Mereka berusaha dengan gigih untuk mengembangkan hasil-hasil sawah
ladang mereka, sebagai sumber mata pencaharian dan alat untuk bertahan hidup.
Jika seorang kyai memancarkan aroma kesucian, maka orang – orang lain akan
mengunjungi pemukiman mereka untuk menerima pengajaran. Dengan cara inilah
lambat laun sekolah-sekolah agama terwujud. Sampai saat ini sekolah-sekolah agama tersebut kita kenal
sebagai pesantren yang berasal dari kata santri, yang merupakan pengikut kyai. Santri
yang belum menikah tinggal di gubuk-gubuk kecil yang lantainya ditinggikan dari
tanah.
Adanya pesantren diawali dari penyebaran islam
di Jawa yang didominasi oleh Tokoh Agama yang terkemuka yaitu Wali Songo. Namun
ada banyak versi yang menceritakan berdirinya pesantren dan madrasah di Indonesia.
Ada yang berpendapat bahwa ajaran yang ada di pesantren adalah bentuk
implementasi dari ajaran Hindu di India, yaitu dengan konsep ashram-ashram (
asrama ) yang ada di India.
Pendapat tersebut tidak selamanya benar, karena banyak pihak yang menentang hal
itu. Pesantren lebih erat kaitannya dengan tarekat atau sufi, pendapat ini
berdasarkan fakata bahwa penyiaran Islam di Indonesia pada awalnya lebih banyak
di kenal dalam bentuk kegiatan tarekat. Hal ini bisa dilihat dengan adanya
kelompok-kelompok oranisasi tarekat yang mengamalkan dzikir dan wirid tertentu.
Sedangkan pemimpin tarekat itu sendiri adalah kyai yang mengajarkan untuk
beribadah dan dzikir-dzikir dalam bacaan tertentu. Selain itu pengajaran
tentang kitab-kitab juga berbagai cabang ilmu pengetahuan agama islam yang
dikuasai oleh sang kyai. Aktiviatas yang dilakuakn oleh pengikut tarekat ini
yang selanjutnya disebut dengan pengajian. Setelah tumbuh dan berkembang maka
kemudian disebut sebagai pesantren. Dari
berbagai versi cerita sasal usul pesantren ini, dapat diambil pokok inti awal
mula pesantren dengan ciri adanya kyai, santri, masjid, dan asrama.
B. Asal Mula
Madrasah
Kata madrasah berasal dari kata .... yang
merujuk pada arti kata tempat belajar, atau dalam bahsa Indonesia disebuut dengan
sekolah. Secara umum tempat belajar umat muslim tidak merujuk pada suatu tempat
tertentu. Belajar bisa dilakukan dimana saja, rumah, masjid, surau, atau di
tenpat lainnya sesuai dengna kondisi. Dalam perkembangan selajutnya, konteks
kata madrasah dipersempit yang kemudian lebih kita kenal dan kita maknai
sebagai gedung atau bangunan tertentu yang dilengkapi fasilitas, sarana dan
prasarana pendidikan untuk menunjang proses belajar ilmu agama dan ilmu umum.
Madrasah sendiri bukanlah lembaga pendidikan
Islam asli Indonesia, tetapi berasal dari dunia Islam di Timur Tengah yang
berkembang sekitar abad 10-11M.
Madrasah yang berkembang di Indonesia ini merupakan bukti bahwa pendidikan di
Indonesia memiliki kemajuan yang cukup pesat dengan bertransformasi menjadi
lebih modern. Dikatakan sebagai modern karena
telah mengggunakan sistem yang terstruktur, ada kurikulum, fasilitas yang
memadai, sehingga berbeda dengan corak pesabtren di zaman dahulu yang masih
klasik, belajar dengan waktu yang tidak teratur, juga tidak adanya batasan
usia. Madrasah juga berbeda dengan pendidikan yang didirikan oleh Belanda yang
lebih bersifat sekuler.
Kemudian madrasah ini semakin berkembang
dengan adanya gerakan baru dari intelek agama
Islam yang ada di Indonesia, yang mana mereka mengembangkan organisasi-organisasi islam di
wilayah nuantara diantaranya Jawa, Sumatra, dan Kalimantan.kemudian dari masing
-masinya terinternalisasi dengan
pendidikan Islam, yang kemudian pada akhurnya mereka berlomba-lomba untuk mendirikan madrasah di
berbagai wilayah nusantara.
C. Perkembangan
Pesantren dan Madrasah di Nusantara
Pengembangan dan penyebaran Islam di Jawa
dimulai oleh Wali Songo, sehingga kemudian model pesantren di pulai jawa mulai
berdiri dan berkembang secara pesat di zaman wali songo. Karena itu banyak pula
yang menganggap bahwa pesantren pertma kali didirikan oleh Maulana Malik
Ibrahim ( Syekh maulan maghribi). Adapun tokoh yang dianggap berhasil
mendirikan dan mengembangkan pesntren di jawa adalah Raden Rahmat ( Sunan Ampel
). Beliau mendirikan pesntren di Kembang Kuning, kemudian berpindah ke Ampel
Denta ( Surabaya ). Misi keagmaan dan pendidikan dari sunan Ampel inilah yang
sukses sehingga beliau dikenal oleh masyarakat Majapahit. Kemudian muncullah
pesntren-pesntren yang didirikan oleh santri beliau, maupun putra beliau
diantaranya pesantren Giri oleh Sunan Giri, pesantren demak oleh Raden Fatah,
dan pesantren Tuban oleh sunan Bonang.
Kedudukan pesntren di masa itu belum sebesar sekarang.
Pada masa awal pesantren hanya berfungsi sengai alat islamisasi sekaligus
memadukan tiga unsur yaitu pendidikan, ibadah dan menyebarkan ilmu amal dengan
mwujudkan kegiatan kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari. Pengajaran di
pesantren di masa itu sebenarnya belum sistematis, karena baru terdiri dari
membaca, menulis, dan mnghafal Al-Qur’an, teks-teks teologi dan hukum,
do’a-do’a, serta berzanji. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan pendidikan
pesantren di masa sekarang yang sudah dikembangkan lebih lanjut disertai dengan
ilmu pengetahuan umum.
Pada zaman penjajahan Belanda, ada dua
pendapat untuk memeberikan pendidikan di Indonesia, yaitu yang pertama adalah
pendidikan yang bercora tradisional seperti halnya pesantren, atau pendidikan
degan metode seperti yang di terapkan di Barat. Namun pemerintah Belanda
agaknya merasa tersaingi sekolahnya dengan adanya pesantren di wilayah
Nusantara. Hal itu dapat dilihat dari segi ideologis, dan cita-cita pendidikan
kemudian banyak terjadi perlawanan politis bahkan ada pula secara fisik. Hal
itu kemudian memicu Belanda untuk mengawasi adanya pendidikan di pesantren. Bahkan
sampai guru yang ingin mengajar di pesantren harus mendapatkan izin dari
pemerintah Belanda.
Perbedaan pesantren dengan madrasah atau
lembaga pendidikan pada umumnya, bahwa pesantren memeiliki asrama atau pondok
sebagai tepat tinggal santrinya. Sedangkan madrasah hanyalah nama dari
bangunannya saja yang bisa digunakan untuk sekolah formal, tanpa adanya
fasiitas penginapan bagi siswanya. Dilihat dari segi keefektifan proses belajar
mengajar di pesantren yang selama 24 jam berisikan ilmu-ilmu khusus yang tidak
bisa di dapatkan di sekolah biasa, kemudian menginspirasi beberapa lembaga
pendidikan yang kemudian mengadopsi ciri asrama pesantren dan membangun tempat
tinggal untuk siswa seperti halnya boarding school dan madrasah yang sudah
memiliki asrama.
Berikut beberapa madrasah dan Pondok Pesantren
sebagai lembaga pendidikan Islam di masa sebelum kemrdekaan :
1. Madrasah Adabiyah di Padang Sumatera Barat
didirikan oleh Syeikh Abdullah Ahmad tahun 1909 M.
2. Madras School di Batu Sangkar Suamtera Barat
didirikan oleh M. Thaib Umar tahun 1910 M
3. Madrasah Juharain di Jambi oleh H. Abd. Majid
tahun 1922 M
4. Pesantren dan Madrasah Nurul Iman di Jambi
didirikan oleh H. Abd. Shomad
5. Madrasah Sa’adah Adabiyah didirikan oleh
Tengku Muahammad Daud Beureuh tahun 1930 M.
6. Pesantren dan madrasah Mustawafiyah di
Purabaru didirikan oleh Syekh Mustafa Husain tahun 1913 M.
7. Madrasah Al-Qur’aniyah di Palembang didirikan
oleh K.H. Moch Yunus tahun 1920 M.
8. Madrasah Salafiyah di Jombang didirikan oleh
K.H. Ilyas tahun 1919 M.
9. Madrasah Aliyah Sanawiyah Muawanatul Muslimin
di Kudus didirikan olehSyarikat Islam tahun 1915 M.
10. Muallimin, Muallimat, Kweek School di
Yogyakarta didirikan oleh organisasi Muhammadiyah tahun 1912 M.
11. Madrasah Mambaul Ulum di Solo didirikan oleh
R. Hadipati Sosrodiningrat dan R. Panghulu Tafsirul Anam tahun 1905 M. yang
dibiayai oleh Kraton Surakarta
12. Madrasah Al-Khairiyah di Banten didirikan oleh
Al-Jam’iyah Al-Khairiyah tahun 1925 M.
13. Madrasah Al-Irsyad di Jakarta didirikan oleh
Jam’iyah Al-Irsyad tahun 1913 M.
14. Madraah Wajo Tarbiyah di Sengkang, Sulawesi
didirikan oleh Syeikh H. M As’ad Bugis tahun 1931 M.
15. Madrasah Nahdatul Wathan di Lombok Timur
didirikan oleh K.H. Zainuddin Pancor tahun 1936 M.
16. Madrasah Normal Islam di Amuntai, Kalimantan
Selatan didirikan oleh H. Abd. Rasyid tahun 1928 M.
17. Pondok Pesntren dan madrasah Tebu Ireng di
Jombang didirikan oleh K.H. Hasyim As’ari tahun 1899 M.
18. Pondok Pesntren Tambak Beras di Jombang
didirikan oleh K.H. Wahab Hasbullah tahun 1919 M.
19. Pondok Pesantren Rejoso Peterongan di Jombang
didirikan oleh K.H. Tamim tahun 1919 M.
20. Pondok Modern Gontor di Ponorogo didirikan
oleh K.H. Imam Zarkasyi tahun 1926 M.
21. Pondok Pesantren Tawalib di Padang didirikan
oleh Syekh Abd. Karim Amrullah tahun 1921 M.
Pada kenyataanya pesantren masih eksis hingga
sekarang. Hal ini dibuktikan dnegan adanya masdrasah yang didukung oleh para
ulama yang baru kembali dari Arab atau Makkah. Pada tahun 1930-an perkembangan
pesntren sangat pesat, bahkan pesntren besar bisa memiliki satri hingga berjumlah
1500 orang. Pada masa perjuangan meuju kemerdekaan RI, pesantren beserta
santrinya juga ikut aktif dalam berjuang melawan penjajah Belanda. Maka wajar
jika negara mengakui bahwa pesantren adalah sumber dasar pendidikan keagamaan
islam yang harus dilestarikan dan dikembangkan
di Indonesia.
Pada perkembangan selajutnya pesantren ini
mengalami keadaan kritis. Karena terkesan pendidikan yang diajarkan nya
bersifat tetap dan statis, bahkan islam di pesantren ini terkadang bercorak
sufisme dan ritualistik ada juga yang megarah pada peodalisme. Selanjutnya
beberapa pesantren berkembang seiring perkembangan zaman, sesuai dengan
kebutuhan masyarakat dan sosial setempat. Berbagai inovasi telah dikembangkan
oleh pemerintah maupun pihak pesantren itu sendiri. Banyak pula pesantren yang
akhirnya membangun madrasah jadi ajaran
di dalamya adalah pesantren sedangkan bentuk lembaganya yaitu Madrasah. Dengan
adanya keterampilan di pesantren maupun madrasah, diharapkan bisa menjadi bekal
tambahan guna menyiapkan santri di kehidupan selanjutnya ketika nantinya terjun
di masyarakat dalam rangka membangun generasi islam yang cerdas dan memakmurkan
negara Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adanya proses
islamisasi di Indonesia tidak lepas dari pengaruh Kyai dan Santrinya yang
berada di lingkungan Pondok pesatren. Yaitu lembaga pendidikan Islam yang
berasal dari kelompok-kelompok belajar yang tadinya belum terstruktur, kemudian
di rapih kan dan disusun sedemikian pula dengan konsep tertentu sehingga
berdirilah lembaga Pesantren yang maju.
Perkembangan
pesantren dan madrasah di Indonesia tidak luput dari pengaruh adanya penjajah
kolonial Belanda yang menguasai Indonesia selama beratus tahun. Sehingga
perkembangan pesantren dan madrasah di Indonesia cukup dibatasi oleh Belanda .
Walaupun dihalangi pemerintah Belanda, namun tetap banyak pesantren yang didirikan oleh tokoh-tokoh islam di bumi
nusantara ini. Pembatasan pergerakan pesantren dan madrasah di Indonesia tidak
berlangsung lama, karena beberapa tahun kemudian Indonesia merdeka, dan praktik
pendidikan agama dapat dilaksanakan secara bebas, terbuka, dan aman.
Konsep
pesantren yang berciri khas dengan adanya Kyai, santri, asrama ( tempat tinggal
untuk santri ), dan masjid ini kemudian di adopsi oleh lembaga sekolah umum,
yang kemudian menjadi Boarding School. Bahkan banyak pula di dirikan madrasah
sebagai lembaga resmi pendidikan yang bersifat Islam. kemudian pada
perkembangan selanjutnya banyak pula didirikan pondok pesantren dan madrasah,
sebagai bentuk perwujudan dari pemenuhan kebutuhan masyarakat di era modern
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, K. B. 2004. Wajah Baru Islam
Indonesia. Cet-1, Yogyakarta : UII Press
Azra Azyumardi ( penyunting ) . 1989. Perspektif
Islam di Asia Tenggara. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia. anggota IKAPI
Zuharini dkk. 1992 Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. cet-2
Zuharini dkk Sejarah
Pendidikan Islam,( Jakarta : Bumi
Aksara, 1992 ), cet-2, hlm. 193-196